Sumbawa Besar, Kabarsumbawa.com – Kabupaten Sumbawa menjadi salah satu lokasi dari 13 lokasi pembangunan Modern Rice Milling Plant (MRMP) di Indonesia.
Di Kabupaten Sumbawa, pabrik pengilingan beras modern ini dibangun di Desa Lape, Kecamatan Lape, di atas lahan seluas 1,7 hektar. Nantinya, MRMP ini dilengkapi oleh 4 unit dryer dengan masing-masing kapasitas 30 ton ; 3 unit SILO masing-masing kapasitas 2.000 ton dan 1 unit Tice Milling dengan kapasitas giling 6 ton/jam.
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang (Kanca) Sumbawa, Kurnia Rahmawari, SP., menjelaskan, MRMP merupakan program strategis nasional yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan, khususnya gabah/beras pada tingkat produsen dan konsumen.
Proyek infrastruktur pasca panen Perum Bulog ini menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) T.A. 2016. Pembangunannya mendapat pendampingan dari Kejaksaan Agung RI dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Bulog Sumbawa sangat bersyukur mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah untuk mendirikan MRMP. Ada 13 lokasi pembangunan MRMP. 10 lokasi di Pulau Jawa, 1 lokasi di Lampung, 1 lokasi di Sulawesi Selatan, dan Sumbawa,” ungkapnya.
Saat ini kata jelas Nia, rogress pembangunan MRMP mencapai 7,132%. Rendahnya progress ini karena masih proses pabrikasi besi main building dan setting pile cap dan tie biem untuk SILO. Sedangkan untuk bangunan pendukung, sudah dilakukan finishing ruang tunggu sopir, plesteran dan pemasangan rangka atap mess karyawan, pos jaga, penggalian untuk bangunan masjid, kantor, power house dan rumah pompa serta pelesteran pagar keliling.
Menurutnya, terdapat beberapa manfaat dari pebangunan MRMP ini. Semua manfaatnya bermuara pada kepentingan petani. Diantaranya, penyerapan dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) sesuai Permendag No. 24 Tahun 2020, sehingga menghindari terjadinya harga pembelian di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) di saat produksi maupun panen raya.
Kemudian, meningkatkan ketersediaan cadangan pangan pemerintah dalam upaya utk mewujudkan ketahanan, kedaulatan dan kemandirian pangan. Stabilnya harga gabah di tingkat produsen dan harga beras di tingkat konsumen yang dapat menahan laju inflasi. Hingga penyerapan tenaga kerja. (KS/aly)