Sumbawa—Buntut kekerasan yang dialami mahasiswa yang tergabung dalam HMI Cabang Sumbawa saat melakukan unjuk rasa di kantor Bupati Sumbawa, Rabu (08/04/2015) lalu, mendorong Asisten I bidang Pemerintahan Setda Sumbawa, Dr. Muhammad Iksan M, menyampaikan permohonan maaf dan penyesalannya secara langsung di hadapan pengurus HMI Cabang Sumbawa.
Penyampaian permohonan maaf tersebut di dalam rapat dengan pendapat atau hearing yang dimediasi Komisi I DPRD Sumbawa antara HMI Cabang Sumbawa, Pemda Sumbawa, dan Polres Sumbawa, di ruang rapat pimpinan DPRD Sumbawa, Senin (20/04/2015).
Menurut Asisten I, sehari sebelum unjuk rasa berlangsung, ia telah dikabari oleh Kabag Humas bahwa akan digelar unjuk rasa oleh HMI Cabang Sumbawa. Saat itu memang tidak ada pejabat tinggi di daerah selain dirinya. Bupati, Wakil Bupati, Sekda dan Asisten II, semuanya sedang tugas dinas. Sehingga Asisten I yang menjadi pemegang roda pemerintahaan untuk sementara.
“Unuk rasa sebenarnya sering terjadi, tapi adanya insiden kekerasan kami sangat sesalkan. Biasanya kalau ada dialog dengan pemerintah maka kami akan menerima, tapi sebelumnya tidak ada pemberitahuan untuk berdialog. Maka kami menganggap itu hanya unjuk rasa yang biasa,” kata Iksan.
Mengenai pengamanan yang diterapkan Pol PP, ia menilai bahwa telah sesuai dengan protap dan SOP yang diatur di dalam Permendagri 24 tahun 2011. Tapi Iksan menggaris bawahi bahwa penjelasannya tersebut tidak untuk membela diri. Pasalnya sebelum terjdinya tindakan kekerasan oleh Pol PP, mahasiswa melakukan pembakaran ban di garasi mobil Bupati, tentu oleh Pol PP dianggap api tersebut akan merembet ke plafon dan mengakibatkan kebakaran. Makanya Pol PP melakukan pemadaman yang merembet pada tindakan kekerasan.
“Saya atas nama Pemda memohon maaf dan sangat menyesalkan. Mohon maaf beribu maaf atas terjadinya kejadian itu,” ujar Dr. Iksan. (KN)